Agen E-warung Desa Sarang Elang Mengaku Cuman Ambil Untung 15rb Per KPM BPNT

1374 views

Ogan Ilir, sidakpost-Penyaluran sembako bagi KPM BPNT di tiga titik agen E- Warung yang terletak di desa Sarang Elang, Talang Pangeran Ilir dan desa Ulak Kembahang Kecamatan Pemulutan Barat Kabupaten Ogan Ilir (OI) Sumsel diduga melakukan kecurangan dalam penyaluran sembako BPNT tidak sesuai.

Hal tersebut terkuak, usai warga penerima manfaat mengeluhkan paket sembako yang mereka terima dari e warung milik Ferry tidak sesuai dengan nominal uang bantuan tersebut. Kepada media ini, warga tersebut mengatakan bahwa jumlah paket sembako yang diterima selama 2 bulan dengan jumlah uang yang bila dinominalkan sebesar Rp 400 ribu rupiah (@Rp 200 ribu/ bulan).

“Jadi, hari ini kan paket sembako yang kami dapat untuk 2 bulan (November-Desember), per bulannya kan Rp 200 ribu, jadi jumlah uangnya tuk 2 bulan ini Rp 400 ribu. Tapi paket sembako yang kami terima ini tidaklah sesuai. Kami dapat beras merk selancar 2 karung kemasan 10kg, telur, bawang merah, ketan dan sagu. Barang ini kalau kami beli di pasar dengan uang Rp 400 ribu itu, pasti masih ada sisanya (kembalian)”, kata warga kesal sembari menunjukkan paket sembako dari e warung, Jumat (24/12).

Masih kata warga, beras selancar katakanlah 2 karung Rp 200ribu, berarti masih Rp 200 ribu, jadi kalau barang lainnya yang saya sebutkan tadi itu, ya kalau dihitung-hitung gak habislah uang segitu, masih ada banyak sisanya. “Paket sembako e warung ini paling habisin uang Rp 300 an lebih dikit lah, tidak sampai Rp 400 ribu”, bebernya kecewa kepada agen ewarung.

Saat disinggung mengenai bonus 2 bulan, warga tersebut mengatakan bahwa memang ada yang dapat dan ada yang tidak. Warga tersebut mengaku bahwa dapat bonus, namun dirinya belum bisa mengambil bonusnya hari ini lantaran paket sembako belum tersedia, sedang tidak mencukupi pasokannya.

Warga berharap agar kami para KPM BPNT di wilayah sini bisa atau diperbolehkan untuk beralih ke agen lainnya selain e warung miliknya Ferry dan harapan penyaluran bisa lebih sesuai dengan sebelumnya. “Ya harapan kami ke depan, kami dibebaskan untuk memilih e warung mana yang nyaman dan sembako nya pun tidak usah dipaketkan lagi, biar kami bisa membeli sendiri. Kami mohon juga kepada pihak pemerintah atau pihak-pihak terkait lainnya kalau boleh usul agar kami dibebaskan untuk bisa belanja sendiri”, harapnya sampaikan melalui media ini.

Sementara itu, Ferry selaku pemilik e warung saat dikonfirmasi mengatakan, sebagai agen penyalur sembako BPNT, dirinya tidak mendapatkan untung besar. Menurutnya, keuntungan yang diperolehnya sangatlah minim karena saya bukan mandiri tapi pakai suplaler

Diakui Ferry bahwa saat ini jumlah KPM BPNT dari desa Talang Pangeran Ilir dan ulu mencapai 300 an orang, penerima bonus tidak keseluruhan, sedangkan untuk penerima baru (6 bulan) hanya 100 an orang. Kepada awak media, Ferry menyebut bahwa wilayah Kecamatan Pemulutan Barat ini saya tidak kenal nama disebutkan (TKSK) tersebut kalau nama Ujok kami tahu tapi kami tidak tahu kalau beliau selaku TKSK apa bukan, kami tidak tahu,” ujarnya sambil sibuk melihat daftar warga mengambil sembako.

Terpisah, ketika dihubungi melalui telepon selulernya Rasyid selaku TKSK di sana terkejut saat mengetahui keberadaanya tidak diakui oleh e warung Ferry atau tidak dikenal namanya selaku TKSK.

“Padahal saya sudah turun ke lapangan, termasuklah e warung dia (Ferry) sudah saya datangi kemarin saat mengontrol pembagian sembako. Bahkan saya ini sudah memiliki surat tugas dari Dinsos sejak bulan Oktober lalu, memang untuk SK belum turun tapi saya sudah lakukan pengontrolan sebagai TKSK”, ujarnya via telepon.

Di tempat berbeda, Yusuf agen e warung di desa Sarang Elang yang KPM nya selain warga setempat juga berasal dari desa Pulau Negara dan Arisan Jaya dengan jumlah KPM mencapai 300 an orang.

Kepada media ini, Yusuf yang juga selaku Sekdes didesa pulau negara ini membeberkan perihal keuntungan yang diperolehnya menjadi agen penyalur sembako BPNT iya mengaku cuman ambil untung hanyalah Rp 15 ribu rupiah per paket sembako (per bulan) dari masing-masing KPM.

“Tapi keuntungan itu masih kotor, belum dipotong uang bensin, upah yang angkut barang, upah yang nimbang, ya bersihnya itu paling Rp 10 ribuan dalam per paket/ per bulan. Paket sembako kami ini kan dipasok oleh supplier, otomatis keuntungan kami pun tipis. kalau pak pingin jelas atau tidak percaya tanya saja langsung ke supplier kami di Tanjung Raja namanya pak Dori Indra. Ya kami pingin sekali mandiri tapi kami tidak ada modal sebesar itu makanya kami memakai supplier”, tuturnya Yusuf saat dikonfirmasi media ini diewarungnya. (F’R)

Author: 
    author

    Related Post