SIDAKPOST.CO.ID-Kisah perjuangan seorang istri yang setia mendampingi suaminya mengidap kanker Gemscell (keturunan} hingga meninggal menjadi viral di media sosial.
Kisah ini dibagikan oleh sang istri nya dengan akun Facebook bernama Dyah Putri Utami pada jumat (9/3/2018) Dalam sebuah satatus nya Dyah menceritakan Sejak november 2017 kamu sakit dan 5 maret 2018 kamu tiada, sungguh teramat cepat kamu meninggalkanku, kita baru menikah bulan september 2017, aku pikir perjuangan kita berdua melawan penyakitmu masih banyak harapan, ternyata tidak. Tidak banyak yang tau kamu sakit, kamu selalu memintaku untuk tidak merepotkan orang lain dan tidak ingin memberitakanmu bahwa kamu sakit Berawal dari november kamu merasakan nyeri tangan kanan, kita rontgen di RSPG Cisarua dan hasilnya terlihat tumor di mediastinum seukuran 5×5 cm, lalu dirujuklah ke RS Kanker Dharmais Jakarta untuk memeriksakan lebih lanjut Dengan berbagai pemeriksaan, tidak ditemukan adanya kanker, hanya tumor jinak mediastinum yang ukurannya sudah berubah melewati pengecekan CT Scan menjadi 15×15 cmn dibulan desember 2017, lalu dokter memutuskan untuk operasi segera karena pertumbuhan yang sangat cepat, namun sebelum operasi kamu sudah dirawat dirumah sakit karena mendadak stroke badan kanan selama 30 menit Kita hadapi semuanya hanya berdua dengan prosedur rumah sakit yang teramat berat, tapi kamu dan aku semangat asal kamu sembuh, semangat kamu sangat tinggi, ngak pernah ngeluh dan selalu ceria Selama kamu dalam perawatan, banyak perawat dan dokter yang mengenal kita, pasangan pengantin baru yang honeymoon dirumah sakitt, mereka sudah seperti keluarga kita jadinya sampai menjadi bahan ledekan.
pada Taggal 25 Januari 2018 kamu mulai operasi dan berjalan lancar, namun setelah dokter memanggilku dan mengatakan bahwa sepertinya kamu terkena kanker stadium 4, terasa seperti petir yang mendadak menyambar hatiku ya Allah, aku hanya bisa menjerit nangis didepan dokter dan bebrapa keluarga yang menunggu, kali ini aku tidak sendirian, ada kelusrga yang menegarkanku, aku harus terlihat ceria sperti tidk terjadi apa2 ketika nanti kamu sadar dari obat bius di ICU, aku slalu berfikir positif sebelum hasil lab keluar, namun stelah hasil lab keluar, jenis kanker km adalah Gemscell (keturunan) karena pola hidupmu sehat (tidak suka saus, penyedap, tidak rokok, tdk alkohol dll).
Selama perawatan pasca operasi, dada km diberikan selang ke paru untuk dikeluarkan cairannya, setiap brdarah, ak selalu membersihkannya tnpa tkt darah, dan km pun sudah tdk bs berjalan sendiri, hrs dg kursi roda. Akhirnya kta putuskan kos dibelakang rmh skt agar mempermudah akses kontrol ke dokter, kos dg peralatan kursi roda dan gas oksigen disediakan, setiap kali ke rmh skt, km hrs dg kursi roda dan membawa kotakan yg dialiri darah dr parumu Dari bulan Desember 2017 sampai sehabis operasi, km batuk berdarah, ditambah darah yg sering keluar dr selang, setiap hr nya hrs ganti perban 3-4x, krn ak rasa ini sudah tdk wajar lg, setelah dikonsultasikan ke dokter, km mengalami infeksi, akhrnya drawat kembali awal februari 2018 selama seminggu, dilepaslah selang itu, ak melihat km bahagia bgt krn lepas dr selang. Tapi setelah copot selang, km sering mengeluh sakit dada, sesak nafas bahkan tdr pun duduk dkosan, kadang ak temani duduk, dan km bs menyandar di dadaku sambil tdr, km ga bs tdr dalam posisi punggung menekan bantal dll, sudah 2-3x kita malam2 ke igd hnya ingin meredakan ksakitanmu dan km bs pulng lg untuk tdr drmh, km msih dg kursi rodamu, krn setiap berjalan kaki agak jauh, km sesak nafas Lalu km dirujuk untuk ke dokter Kemoterapi, stelah pemeriksaan dokter kemo dr hasil lab, km blm layak untuk kemo melihat leukosit tinggi krn infeksi, akhrnya rawat inaplah lg untuk perbaikan kondisi, harapanmu disini besar sembuh, sebentar lg di kemo, krn saat operasi kmrn tdk semua bs diangkat tumornya,
tumor ini sangatlah ganas prtumbuhannya, yg terangkat 10x7cm, 6x3cm dan 7x7cm, yg tertinggal sekitar 12x12cm, pdhl desember 2017 masih 15x15cm, namun setelah dirujuk kemo, km malah berkecimbung pd obat penahan sakit yg semakin naik dosisnya krn tdk berefek membaik sktnya, terutama sesak nafasmu yg membuat km lebih sulit untuk kemoterapi, akhrnya dokter memutuskan untuk Sinar Radiasi agar mengecil tumornya, dokter jg memasang lg selang diparu krn terlihat putih seluruh paru kanan, menandakan banyaknya cairan paru, tp trnyata ketika pasang kembali tdk keluar cairan apapun, itu menandakan putih pd rontgen adl tumor semua, masyaallah cpt sekali… Melihat kondisimu, yg tdk kunjung reda sesaknya dan sktnya, dokter memutuskan untuk merawatmu di HCU dan bs dilakukan sinar radiasi segera, kta menunggu antrian ruangan HCU penuh, sembari menunggu, lalu mengeluh sesak nafas dan skt di dada pukul 10:00, akhrnya perawat memasangkan monitor dan suntikan obat pereda, ak hanya menyuruhmu “tdr sayang, biar ga kerasa skt gih buat istirahat”, tp km sempat menyebut lailahailaallah. Km saat sblm tdr menanyakan “ayah kuat kan mi?, ak jawab iya kuat kok kuat”,
dalam hatiku maafkan ak yg tdk prnh memberitahumu bahwa km stadium 4, ak brfikir dg km tdk tau, km akan lebih brfikir positif untuk sembuh. Setelah satu jam kemudian (11:00) km bangun kaget, ak tnya kenapa ayah, km hny geleng dan ak suruh istighfar km masih bisa, tiba2 km sesak dan dg mata kosong ga hiraukan ucapanku lalu tersenyum manis Tiba2 monitor bunyi, nafas turun, nadi naik drastis, suster dokter semua menyiapkan ke ICU, saat itu aku membisikimu “kuat ayah kuat, katanya km akan brtahan buat mimi” lalu kondisi di alat monitor mulai stabil kembali namun km dalam kondisi koma.
Dibawalah km ke ruang ICU dg kbr oleh dokter kemungkinan terburuk, ak hny sendiri saat itu sambil menangis dan menunggu klrga dtg di depan ruang ICU Disisi lain krn ak ga tenang dg keadaanmu di ICU, ak mencari dokter2 yg menangani km dlantai 1 sambil menangis, ak memohon dg salah satu dokter “dok, tolonglah suami saya, saya mohon apapun dilakukan” dan dokter it menjawab “maaf mba kami sudah lakukan smua yg trbaik, kami hny manusia, hny doa n mukzizat yg bs menolong suaminy saat ini, maafkan saya ya mba” dokter it sambil menangis menggenggam tanganku dan pergi Pukul 21:00 ak bacakan km yasin yg terakhir ternyata, saat itu ak merasa km dekat bgt dihati, dalam hati ak blg “ayah bangun, jngn tdr trs, ingt mimi, hrs kuat” lalu menghilang, dan ak lanjut untuk tdr Pukul 23:00 tiba2 perawat memanggil, bahwa kondisi km mulai menurun, terutama nadi menjadi hanya 60an, suster sampaikan hal trburuk pada kami, kakiku lemas, menangis, terpuruk dilantai, yg lainnya mencoba menuntunmu untuk pergi tp aku tdk,
lalu mamah dan nenek memanggilku “mngkin km yg dia cari put, coba ikhlas” dg berat sungguh berat ku bisikkan ditelingamu “ayah, mimi ikhlas klo ayah mau pergi, ayah yg tenang ya disana, nnti tunggu mimi ya, mimi relakan ayah pergi dl” lalu ak bacakan lailahailaallah muhammadarosullulah 3x, perlahan nadi km menurun dan menurun, ak kecup kening km ak blg “selamat tinggal, selamat berjumpa lg ditmpt yg lebih indah”, lalu air mata sedikit keluar dan nafasmu perlahan hilang dg lembut dan tersenyum, nadi km nol, dokter blg dia sudah tdk ada bu, ak masih ga prcya, ak pegang dadanya memastikan tdk nafas barangkali salah, dtegaskan lg dokter blg ikhlas y bu, lemah kaki ini berdiri, nangis ga terbendung, ak sendiri yg mengantarmu pergi Ketika memandikan jenazahmu, semua org berkata subhanallah, reksa gagah, semakin ganteng, senyum, putih, bersinar, badan ga pucat mayat tp kuning bersinar sprti hidup, ak trs memastikan dadanya tdk bernafas, ditengah2 dimandikan, ak brtanya “papah, reksa udh ga nafas kan” , smua org pd melihatku sprti kasian, ak tdk bs menerima knyataan sperti mimpi. Aku kecup kening jenazah km untuk yg terakhir sblm dikebumikan.
Ketika dibawa keranda km, ak hnya bs teriak menangis “km mau dibawa kemana ayah”, udara sangat sejuk saat itu, tp ketika sudah dikebumikan, udara panas lg, km memang lelaki pilihan Allah, smoga km udah bahagia ga kesakitan lg ya syg dan husnul khotimah, sampai jumpa kembali disana syg tetap menjadi bidadari surgamu ya. Aku sangat syg km reksa. Selamat jalan suamiku, hatimu memang selalu tulus dg siapapun, baik, jujur, memperlakukan ak selalu istimewa, ibadah tdk prnh putus dan selalu istighfar, Allah sudah merindukanmu trnyata, Dia lebih menginginkanmu, Suami terindahku Dariku, istri yg teramat mencintaimu Dyah Putri Utami , caraku mencintaimu saat ini adl doaku yg tak pernah putus untukmu… I Love u@red