Cerita Presiden AS yang Pernah Kehilangan Kode Nuklir

1175 views

Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donad Trump, menggertak Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un soal tombol nuklir melalui akun Twitter-nya. Perang urat syaraf ini bisa menjadi pelatuk perang nuklir dunia. Tetapi benarkah tombol peluncuran Nuklir AS berada di meja Trump?

Meluncurkan nuklir ternyata tak semudah memindahkan saluran televisi. Di AS peluncuran ini harus dilalui dengan permainan ‘sepakbola’ dan memamah ‘biskuit’. Proses ini membuktikan kicauan Presiden Trump soal tombol nuklir-nya yang lebih besar dan kuat dari milik Korea Utara hanya gertak sambal saja.

Laporan BBC menyebutkan sepakbola dan biskuit adalah dua istilah untuk dua tindakan yang diperlukan sebelum peluncuran nuklir itu. Dua tindakan ini menunjukkan bahwa tak ada tombol dan detak jam menuju kehancuran dunia karena nuklir.

Sepakbola merupakan sebuah koper berisi alat komunikasi dan buku manual persiapan rencana perang. Rencana ini didesain sedemikian rupa sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat.

Koper ini turut diserahterimakan pada saat pelantikan presiden terpilih. Saat Trump dilantik menjadi presiden pada 20 Januari 2017 lalu seorang ajudan militer membawa koper ini di belakang Barrack Obama. Ia berpindah ke sisi Presiden Trump setelah mengucapkan sumpah jabatan.

Koper yang juga disebut sebagai ‘sepakbola nuklir’ itu selalu melekat di sisi presiden. Mantan Direktur Kantor Militer Gedung Putih, Bill Gulley, menyatakan ada beberapa kategori tindakan balasan dalam sepakbola ini, yakni setengah matang, menengah, dan matang pada keterangan di tahun 1980.

Sedangkan biskuit adalah sebuah kartu berisi kode yang seharusnya dibawa oleh presiden setiap saat. Kartu ini terpisah dengan koper ‘sepakbola nuklir’. Jika presiden ingin melancarkan serangan, ia harus mengidentifikasi dirinya kepada pihak militer.

Saat Presiden Trump menempati kantornya, ABC News melakukan wawancara dan menanyakan bagaimana rasa menerima biskuit nuklir ini. Trump mengaku saat itu merupakan saat yang menyeramkan.

“Ketika mereka menjelaskan itu apa dan apa saja dampaknya, itu saat yang serius. Rasanya sangat, sangat menyeramkan,” ucap Trump kala itu.

Ajudan militer pada masa Presiden Bill Clinton, Robert ‘Buzz’ Patterson, menyebutkan presiden di masanya mengabdi di gedung putih tersebut pernah kehilangan kartu kode itu. Clinton, kata Patterson’ menyimpan biscuit di kantong celana, diikat karet dengan kartu kreditnya. Pagi hari saat skandal Lewinsky meluap, Clinton mengaku tak menemukan kartu kode itu selama beberapa waktu.

Petinggi militer lainnya, Jenderal Hugh Shelton, mengungkan Clinton kehilangan biskuitnya selama berbulan-bulan. Kartu Kode nuklir AS-pun hilang.

Biskuit ini merupakan kunci awal perintah peluncuran nuklir. Setelah presiden memberikan identitasnya melalui kode biscuit nuklir, ia memberikan perintah kepada Ketua Gabungan Kepala Staf, perwira militer tertinggi di AS.

Perintah ini dilanjutkan kepada Komando Strategis Militer AS di Pangkalan Udara Offutt, Nebraska. Tim lapangan meneruskan perintah peluncuran setelah kode nuklir terverifikasi.

Kewenangan peluncuran nuklir ini merupakan hak presiden selaku Panglima Tertinggi Militer AS. Namun terdapat kelonggaran untuk mengabaikan perintah peluncuran oleh presiden ini. Pada November lalu, Kongres AS menguji kewenangan ini.

Salah seorang ahli, C Robert Kehler, komandan Komando Strategis AS 2011-2013, mengungkap bahwa perintah presiden dilaksanakan jika posisinya resmi. Dalam kondisi tertentu ia bisa menjawab perintah peluncuran oleh presiden dengan pernyataan tidak siap dilakukan.

Kongres-pun menanyakan, lantas apa yang terjadi. “Saya tidak tahu,” jawab Kehler.

Author: 
    author

    Related Post